Rabu, 16 Juli 2008

PUISI UNTUK MAMA

Puisi Untuk Mama

Mama,…

Aku ingin mempersembahkan sebuah puisi untukmu

Puisi cinta yang dulu sering kau terima dari papa

Tapi, kata-kataku tak seindah punya papa

Aku juga tak seromantis papa

Namun, kuingin mempersembahkan puisi ini untukmu mama

Aku tak tahu kata-kata apa yang harus kupilih untuk memulai

Bagaimana diksi yang pantas, aku pun bingung

Aku ingin mengumpamakanmu dengan berbagai majas yang dulu kerap papa utarakan padamu

Aku tidak bisa

Dan aku ingin mencoba

Mama,..

Kau bagaikan matahari

Yang selalu menerangi setiap ruang gelapku

Kau tetap tersenyum walaupun hujan mengaburkanmu

Walaupun malam menenggelamkanmu

Kau tetap menerangi hari-hariku

Karena engkau adalah matahariku

Mama,..

Kau menjadi inspirasi bagiku untuk terus bangkit

Kau menjadi pompa semangatku

Dan kau adalah hidupku

Aku tak tahu mama

Apa yang akan terjadi padaku

Jika Tuhan memisahkan kita

Mama,..

Aku ingin selalu bersamamu

Mendengar suaramu sepanjang waktu

Melihat senyum yang selalu terukir dari bibirmu

Aku sangat bersyukur pada Allah

Karena Dia telah melahirkanku dari rahimmu

Karena Dia telah menganugrahiku seorang mama sepertimu

Mama,..

Satu hal yang harus kau tahu

AKU AKAN SELALU MENCINTAIMU

11 komentar:

sido mengatakan...

kepingin nangis..hiks.. mama..

adnan mengatakan...

good words. pilihan katanya pas banget. keep writing...:)

adnan mengatakan...

Waalaikumsalam...

Thanks atas kunjungan balasannya...:)

Meski sudah banyak menulis, saya juga masih dalam proses belajar yang terus-menerus untuk memperbaiki kekurangan.

Apabila Lisa memang berminat untuk menulis skenario, Lisa bisa membaca tulisan saya mengenai teori penulisan skenario di blog saya : adnanscript.blogspot.com di situ saya juga menampilkan salah satu skenarioku yang pernah diproduksi dan ditayangin di SCTV dan diedarkan dalam bentuk vcd. Sekadar infomasi, itu adalah skenario pertama dan alhamdulillah sempat di masuk nominasi panasonic award lho, meski gak menang, lumayanlah masuk nominasi...:)

So tidak menutup kemungkinan, Lisa juga bisa seperti saya dulu, meski skenario pertama dan masih belajar, namun bisa langsung diterima masyarakat.

Okay, selamat datang di dunia tulis-menulis...:)

Liza Marthoenis mengatakan...

oke mas adnan
maksih banayk ya

aR_eRos mengatakan...

mama oh mama
hayuk posting lagi

Kabasaran Soultan mengatakan...

SEPOTONG PUISI BUAT BUNDA

Buat Bundaku Yang Jauh di seberang Sana dan buat bunda-bunda lainnya.

Bundaku ,
Dalam manis dan lezatnya kehidupan
Cintamu ada dalam syukurku
Dalam pahit dan getirnya kehidupan
Kasihmu ada dalam Sabarku
Dalam sulit dan berlikunya jalan
Kompasmu ada dalam pikiranku
Dalam gesekan dan benturan pergaulan
Bijakmu ada dalam hatiku
Adakah cinta yang melebihi cinta sang bunda ?
Adakah kasih yang melebihi kasih sang bunda ?
Tidak seperti sang matahari yang masih menyisakan malam
Tidak seperti sang udara yang masih mengosongkan ruang hampa
Tidak seperti samudra yang masih menghamparkan daratan
Cintamu adalah sejati-jatinya cinta
Kasihmu adalah sebenar-benarnya kasih
Dalam darahku mengalir darahmu
Dalam dagingku menempel dagingmu
Dalam pikiranku menumpuk pintarmu
Dalam hatiku menggunung bijakmu
Harimu adalah hari-hari ku
Dalam kasih ku ada kasih mu
Tak satupun mampu memisahkannya
Tidak jarak, tidak waktu dan tidak juga dimensi
Setiap hari adalah hari-hari mu ,Bunda

Baka Kelana mengatakan...

Indah banget..jadi teringat Mama saya di Nanggroe

Liza Marthoenis mengatakan...

Tq baka kelana

jufrizal mengatakan...

Terima kasih ya liza, udah singgah ke blog aku. keknya kamu udah jadi bagian aku deh!!he..he..he..
gak berlebihan ko aku komentarin,puisi kamu mengigit banget!! tapi jujur aku blom baca sih!! nebak aja...
ko mau belajar feature? boleh. tapi gulanya juga dibawa sekalian ya!gak enak kan ko aku suguhin garam doang!!
senang bisa kenalan dgn liza.

scorvgirl mengatakan...

Kalau aku jadi ibu, betapa senangnya punya anak seperti kamu.
cerpen kita

Liza Marthoenis mengatakan...

makasih banyak ya jufrizal juga buat cerpenkita